BATOLA,– Tenaga Ahli Menteri (TAM) Pertanian, Prof. Muhammad Syakir dan Brigjend Ito Hediarto, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau tiga lokasi Brigade Pangan (BP), yakni BP Belajar Usaha, BP Mitra Tani, dan BP Tani Berjaya. Selasa, 11 Februari 2025.
Dalam kunjungannya, Prof. Syakir panggilan beliau menekankan pentingnya komitmen Brigade Pangan dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Ia juga meminta seluruh BP untuk membuat pernyataan kesanggupan dalam mencapai target minimal Indeks Pertanaman (IP) 200. Selain itu, ia juga menginstruksikan kepada Kepala BPPSDMP untuk menyiapkan formulir pernyataan tersebut sebagai bentuk komitmen nyata dari masing-masing BP.

Sejumlah permasalahan diidentifikasi selama kunjungan ini, di antaranya, Sistem Pembagian Hasil yang Berbeda – Masih terdapat ketidaksepahaman dalam pembagian hasil di beberapa kelompok BP, yang berpotensi menghambat keberlanjutan program.
Prof Syakir juga menemukan ketidaksesuaian data dengan fakta di lapangan dan ditemukan adanya perbedaan antara data yang dilaporkan dengan kondisi nyata di lapangan, sehingga perlu perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan.

“kurangnya dokumentasi dan pelaporan, di beberapa BP tidak mencatat dan melaporkan progres IP secara sistematis, yang berisiko menyebabkan alat dan mesin pertanian yang telah diberikan oleh pemerintah ditarik kembali akibat tidak terlihatnya perkembangan di lapangan”, tegas Prof Syakir
Dalam kesempatan ini, turut hadir dan mendampingi TAM, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang Bapak Atekan, beserta rombongan yang terdiri dari Kepala Bagian Umum dan para Widyaiswara BBPP Binuang. Dalam paparannya Atekan menegaskan pentingnya pencatatan dan pelaporan progres Indeks Pertanaman (IP) agar data yang tersaji benar-benar mencerminkan kondisi di lapangan.

“Jika progres IP tidak tercatat dan dilaporkan dengan baik, maka peningkatannya tidak akan terlihat dan dapat berisiko pada penarikan alsintan yang sudah diberikan. Oleh karena itu, pencatatan yang akurat dan berkala sangat diperlukan agar program ini berjalan efektif serta mendukung pencapaian target swasembada pangan,” jelas Atekan.
Turut hadir pula Kepala Balai Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kalimantan Selatan, Ahmad Subhan, beserta rombongan. Dalam kesempatan tersebut, beliau menekankan pentingnya inovasi teknologi dalam sistem pertanian guna meningkatkan produktivitas lahan dan memastikan keberlanjutan program pertanian nasional.

Prof. Syakir menegaskan bahwa koordinasi dan transparansi menjadi kunci keberhasilan program ini. Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk Brigade Pangan, untuk lebih aktif dalam mencatat, melaporkan, serta mengoptimalkan pemanfaatan alsintan guna mencapai target yang telah ditetapkan.
“Dengan langkah langkah ini, diharapkan Brigade Pangan di Kabupaten Barito Kuala dapat semakin maksimal dalam mendukung swasembada pangan nasional serta memastikan keberlanjutan program pertanian di wilayah Kalimantan Selatan”, Pungkas Syakir (humasbng)