Oleh:
Amallia Rosya, SP, MP
Widyaiswara BBPP Binuang
Dalam rangka menyediakan pangan masyarakat sebagai wujud ketahanan pangan dalam negeri yang telah dituangkan ke dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 dan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024, maka sektor pertanian diharapkan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di Indonesia.
Secara nasional, diperkirakan pertumbuhan ekonomi lima tahun ke depan diharapkan meningkat sampai 5,7-6,0% per tahun, yang didorong oleh peningkatan produktivitas, investasi berkelanjutan, perbaikan pasar tenaga kerja dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pada tahun 2024, peningkatan kualitas ekonomi ditandai dengan perbaikan indikator makro ekonomi Indonesia diantaranya stabilisasi inflasi, turunnya tingkat kemiskinan, turunnya tingkat pengangguran, turunnya tingkat rasio gini dan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Komoditas Tanaman Pangan seperti padi, jagung, dan kedelai merupakan komoditas yang strategis serta berperan penting dalam mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional. Seiring dengan terjadinya fenomena pengurangan jumlah rumah tangga pertanian/tenaga kerja di perdesaan menunjukkan adanya tantangan baru di sektor pertanian, khususnya dalam mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan pada masa mendatang Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja tersebut, peran mekanisasi pertanian menjadi sangat penting. Selain untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja bidang pertanian, pemanfaatan mekanisasi diharapkan mampu untuk mempercepat proses budidaya dan pasca panen yang efektif dan efisien.
Pembentukan Brigade Pangan melibatkan petani lokal melalui musyawarah di tingkat desa. Administrasi kelompok kemudian didaftarkan ke Dinas Pertanian untuk mendapatkan pengakuan resmi. Brigade Pangan bekerja sama dengan kelembagaan petani setempat untuk mengintegrasikan proses produksi dari hulu ke hilir. Dukungan penuh juga diberikan oleh pemerintah dalam bentuk subsidi alat dan bahan pertanian.
Menurut Menteri Pertanian (MENTAN) Andi Amran SUlaiman, upaya ini meruapakan bagian dari agenda besar Presiden Prabowo untuk mewujudkan swasembada pangan yang lebih cepat. “Untuk mencapai swasembada pangan kita harus mengoptimalkan setiappotensi yang ada di Sumatera Uta, Kalimantan Selatan yang memiliki lahan yang luas dan subur”, ungkapnya.
Mentan Amran menambahkan optimasilahan tidak hanya melibatkan pengolahan fisik tanah, tetapi juga harus di dukung dengan teknologi pertanian yang tepat guna. Mulai dari penggunaan benih unggul, alat pertanian modern seperti tractor, rice transplanter, hingga panen dengan combinem harvester. Semua ini bertujuan untuk meningkatan produktivitas dan efisiensi.